Lukisan Prasejarah Ditemukan di Dinding Gua di Bone

Warta Donris -- Lukisan prasejarah ditemukan di dinding sebuah gua di kawasan hutan Pegunungan Taulekke, Dusun Kalukue, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone.

Dinding gua prasejarah tersebut dihiasi lukisan yang punya kemiripan dengan Gua Leang-Leang, sebuah gua di kawasan taman prasejarah, di Kabupaten Maros.

Selain lukisan telapak tangan, terdapat beberapa lukisan binatang seperti babi hutan dan anoa yang diduga dibuat oleh manusia purba

Pakaian Baru Untuk I Baso dan I Besse

Makassar, WD -- Maskot Hari Ulang Tahun Ke-341 Sulsel, 2010 lalu, I Baso dan I Besse muncul lagi menjelang HUT ke-342 Sulsel 19 Oktober 2011 ini. Hanya saja penampilan Baso-Besso kali ini berbeda dari sebelumnya.

Jika tahun lalu, I Baso (ikon laki-laki) tampil dengan mengenakan baju adat khas Sulsel, kali ini ia tampil lebih parlente dengan mengenakan jas lengkap dengan dasi dan menjinjing koper warna hitam di tangan kanannya.

Demikian juga I Besse, ia mengenakan setelan yang sama dengan I Baso. Bahkan I Besse tampil lebih 'seksi' dengan rok mini yang ia kenakan sambil mendekap map berwarna biru dengan tangan kirinya.

Selain perbedaan dari segi pakaian keduanya, ciri khas yang lainnya masih sama seperti yang ada di tahun sebelumnya. Topi khas Sultan Hasanuddin dan kumis tebal yang melintang nan berwibawa tetap dimiliki I Baso.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, Irman Yasin Limpo mengatakan wajah baru maskot ini bertujuan untuk menggambarkan kemajuan yang dialami Sulsel di sektor ekonomi, profesionalisme, dan kesejahteraan namun tidak menanggalkan nilai-nilai lokal.

Perubahan ikon pun terdapat dalam tagline/slogan yang sebelumnya berbunyi "Saya Sulsel, Saya Bangga, Saya Maju" kini berubah menjadi  "Bangga mako Karena Maju Maki". Irman mengatakan arti slogan tersebut berbanggalah karena sekarang Sulsel sudah maju.

Adik kandung Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo ini menjelaskan peringatan HUT ke-342 Sulsel mengambil tema Pilar Utama Nasional.

Menurutnya pengambilan tema tersebut karena Sulsel saat ini merupakan salah satu pilar kuat nasional dengan pertumbuhan ekonominya tinggi, memiliki komoditas bersaing, stabilitas politik yang aman dan kehidupan sosialnya yang relatif baik.

Pemprov berharap posisi Sulsel sebagai penyokong pilar nasional diikuti keberpihakan nasional untuk memperkuat Sulsel sebagai pilar utama.

"Kenapa kita klaim, karena kondisi ekonomi makro kita bagus dan sejumlah penghargaan telah membuktikannya," kata Irman yang kini menjabat juga sebagai Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel.

Puncak peringatan hari jadi Sulsel akan diisi oleh berbagai kegiatan seperti sepeda santai dengan jumlah peserta sebanyak 34.200 orang, donor darah oleh 3.402 pendonor, dan pemecahan rekor terjun payung dengan membentangkan 342 bendera di udara terdiri atas bendera provinsi, 24 kabupaten dan kota serta beberapa  bendera negara sahabat.

Beberapa pejabat pusat direncanakan hadir seperti Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Lingkungan Hidup. Duta Besar Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Korea juga direncanakan hadir.

Peringatan HUT Sulsel juga akan dirangkaikan dengan peresmian beberapa proyek inti diantaranya Pembangkit Listrik Karebe serta sejumlah ekspor komoditas ke Singapura, India, Korea dan Malaysia serta peluncuran mobil nasional "Moko".

Hotel Syariah, Pertama di Kawasan Timur Indonesia

MAKASSAR, WD - Potensi bisnis perhotelan di Makassar masih sangat besar. Termasuk hotel dengan pangsa pasar syariah. Oleh karena itu, PT Paris Ujungpandang Raya segera menghadirkan hotel syariah di Makassar.

Komisaris Utama PT Paris Ujungpandang Raya Rachmat Endong Patompo MBA, CRE kepada koran ini, Kamis kemarin mengungkapkan, sebalum berencana membangun hotel ini, pihaknya terlebih dahulu melakukan survei dan hasilnya sangat potensial.
"Saai ini juga mulai investasi di sektor perhotelan, yang kita garap adalah hotel syariah. Kenapa kita masuk ke sektor ini, karena pangsa pasarnya sangat jelas dan memiliki pasar tersendiri. Sebagai gambaran rata-rata okupansi hotel syariah di Indonesia sampai 95 persen, bahkan seperti di Bali okupansinya capai 125 persen," katanya.
Rencananya, pembangunan hotel dengan konsep syariah ini akan diberi nama Rezky Syariah hotel yang akan dibangun di Jl Sungai Saddang dan merupakan hotel pertama di kawasan timur Indonesia yang menggunakan konsep syariah.
Untuk pembangunannya, kata dia, telah disiapkan investasi sekitar Rp38 miliar. Nantinya hotel syariah ini terdiri dari 77 kamar dan satu jenis kamar apartemen.
"Saat sudah dipersiapkan secara maksimal. Rencananya, akhir tahun ini pembangunanannya sudah bisa dimulai dan Insya Allah, pembangunannya membutuhkan waktu sekitar satu tahun, setelah itu langsung dioperasikan," terangnya.
Selain menyediakan kamar, Rezky Syariah Hotel juga menyiapkan fasilitas lainnya seperti hall dan ruang meeting. "Tetap kita siapkan ruang meeting dengan kapasitas bervariasi dan juga ada convention. Ini untuk menunjang okupansi hotel di Makassar yang memang selama ini sangat tergantung kepada meeting, incentive, convention, exibition," katanya.
Sementara dalam pengoperasiannya, terutama pelayanan kepada tamu akan didasarkan pada sistem syariah. "Manajemen yang akan diterapkan sesuai standar syariah, dengan adanya sertifikasi dari badan terkait dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia. Mulai dari pakaian karyawan, interior hotel dan kamar, sehingga penyediaan peralatan ibadah dan ketentuan syariah lainnya," jelas Endong.

JCH Embarkasi Hasanuddin Dibekali Abon

MAKASSAR, WD -- Ada yang lain dalam pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) debarkasi Hasanuddin tahun ini. Seluruh jamaah yang jumlahnya 7.770 lebih ini dibekali dengan makanan khas berupa abon.

Makanan yang sudah dikemas rapi itu diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo pada pelepasan JCH kloter I di Asrama Haji Sudiang, Sabtu (1/10) malam.
Acara pelepasan dihadiri ketua dan anggota Komisi VIII DPR RI, Ketua Komisi E Yagkin Padjalangi dan anggotanya Armin Mustamin Toputiri, Wakil Gubernur yang juga Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sulsel, Agus Arifin Nu'mang serta unsur muspida lainnya.
Di depan jamaah, Syahrul meminta mereka untuk menjaga kekompakan. ''Jamaah yang berangkat ke Tanah Suci adalah duta-duta daerah. Karena itu jaga nama baik daerah,'' kata Gubernur.
Setelah acara pelepasan pada malam harinya, JCH kloter 1 yang semuanya berasal dari Makassar diterbangkan ke Tanah Suci, Minggu (2/10) pukul 09.00 Wita. Mereka terdiri dari 116 pria dan 244 wanita. Sementara kloter 2 asal Gorontalo diberangkatkan pukul 10.00 Wita.

JADILAH PELITA

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah
sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita.
Orang buta itu tertawa terbahak berkata : “Buat apa saya bawa
pelita ? Kan sama saja buat saya ! Saya bisa pulang kok.” Dengan
lembut sahabatnya menjawab, “Ini agar orang lain bisa melihat kamu,
biar mereka tidak menabrakmu.” Akhirnya orang buta itu setuju untuk
membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang
pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, “Hei, kamu kan
punya mata. Beri jalan buat orang buta dong !” Tanpa berbalas sapa,
mereka pun saling berlalu.


Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali
ini si buta bertambah marah, “Apa kamu buta ? Tidak bisa lihat ya ?
Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat !” Pejalan itu
menukas, “Kamu yang buta ! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah
padam !” Si buta tertegun…. Menyadari situasi itu, penabraknya
meminta maaf, “Oh, maaf, sayalah yang ‘buta’, saya tidak melihat
bahwa Anda adalah orang buta.” Si buta tersipu menjawab, “Tidak apa-
apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya.” Dengan tulus, si
penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta.
Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.


Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak
orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya
dengan santun, “Maaf, apakah pelita saya padam ?” Penabraknya
menjawab, “Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama.” Senyap
sejenak… secara berbarengan mereka bertanya, “Apakah Anda orang
buta ?” Secara serempak pun mereka menjawab, “Iya…,” sembari
meledak dalam tawa. Mereka pun berupaya saling membantu menemukan
kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan

Nasrudin dan Tiga Orang Bijak

Pada suatu hari ada tiga orang bijak yang pergi berkeliling negeri untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang mendesak. Sampailah mereka pada suatu hari di desa Nasrudin. Orang-orang desa ini menyodorkan Nasrudin sebagai wakil orang-orang yang bijak di desa tersebut. Nasrudin dipaksa berhadapan dengan tiga orang bijak itu dan di sekeliling mereka berkumpullah orang-orang desa menonton mereka bicara.
Orang bijak pertama bertanya kepada Nasrudin, ”Di mana sebenarnya pusat bumi ini?”

Nasrudin menjawab, ”Tepat di bawah telapak kaki saya, saudara.”
”Bagaimana bisa saudara buktikan hal itu?” tanya orang bijak pertama tadi.
”Kalau tidak percaya,” jawab Nasrudin, ”Ukur saja sendiri.”
Orang bijak yang pertama diam tak bisa menjawab.
Tiba giliran orang bijak kedua mengajukan pertanyaan. ”Berapa banyak jumlah bintang yang ada di langit?”
Nasrudin menjawab, ”Bintang-bintang yang ada di langit itu jumlahnya sama dengan rambut yang tumbuh di keledai saya ini.”
”Bagaimana saudara bisa membuktikan hal itu?”
Nasrudin menjawab, ”Nah, kalau tidak percaya, hitung saja rambut yang ada di keledai itu, dan nanti saudara akan tahu kebenarannya.”
”Itu sih bicara goblok-goblokan,” tanya orang bijak kedua, ”Bagaimana orang bisa menghitung bulu keledai.”
Nasrudin pun menjawab, ”Nah, kalau saya goblok, kenapa Anda juga mengajukan pertanyaan itu, bagaimana orang bisa menghitung bintang di langit?”
Mendengar jawaban itu, si bijak kedua itu pun tidak bisa melanjutkan.
Sekarang tampillah orang bijak ketiga yang katanya paling bijak di antara mereka. Ia agak terganggu oleh kecerdikan nasrudin dan dengan ketus bertanya, ”Tampaknya saudara tahu banyak mengenai keledai, tapi coba saudara katakan kepada saya berapa jumlah bulu yang ada pada ekor keledai itu.” ”Saya tahu jumlahnya,” jawab Nasrudin, ”Jumlah bulu yang ada pada ekor kelesai saya ini sama dengan jumlah rambut di janggut Saudara.”
”Bagaimana Anda bisa membuktikan hal itu?” tanyanya lagi. ”Oh, kalau yang itu sih mudah. Begini, Saudara mencabut selembar bulu dari ekor keledai saya, dan kemudian saya mencabut sehelai rambut dari janggut saudara. Nah, kalau sama, maka apa yang saya katakan itu benar, tetapi kalau tidak, saya keliru.”
Tentu saja orang bijak yang ketiga itu tidak mau menerima cara menghitung seperti itu. Dan orang-orang desa yang mengelilingi mereka itu semakin yakin Nasrudin adalah yang terbijak di antara keempat orang tersebut. (dari buku humor sufi II terbitan Pustaka Firdaus)

Bedanya bos dengan pemimpin

* Seorang boss mempekerjakan bawahannya,
tetapi seorang pemimpin mengilhami mereka.

* Seorang boss mengandalkan kekuasaannya,
tetapi seorang pemimpin mengandalkan kemauan baik.

* Seorang boss menimbulkan ketakutan,
tetapi seorang pemimpin memancarkan kasih.

* Seorang boss mengatakan AKU,
tetapi seorang pemimpin mengatakan KITA.

* Seorang boss menunjukkan siapa yang bersalah,
tetapi seorang pemimpin menunjukkan apa yang salah.

* Seorang boss tahu bagaimana sesuatu dikerjakan,
tetapi seorang pemimpin tahu bagaimana mengerjakannya.

* Seorang boss menuntut rasa hormat,
tetapi seorang pemimpin membangkitkan rasa hormat.

* Seorang boss berkata, PERGI,
tetapi seorang pemimpin berkata, MARI KITA PERGI
.
Cafe Bisnis Online
Cafe Bisnis Online